Oleh Rian Laka
Di bawah terpaan rintik hujan haru, 9 Oktober 2020
Aku seperti terlahir kembali dari rahim puisi Ibu online
Sakit bagai dikeroyok hujatan pemilik akun palsu
Bahagia bagai diperkuat komentar pemilik akun asli
Kini, aku hanya terlelap dalam ruang hampa yang terusik tipuan game online
Menghayati begitu kejamnya teman sejawat menguburkan mimpi bersama
Hanya demi tiki-taka ala hacker online
Akibatnya, aku harus diasuh sendiri dibilik online
Tidak lain selain disentuh, dimanja dan disetubuhi dalam rekayasa digitalisasi
Tertipu dalam guyonan aplikasi playstore membabi buta
Disini, aku menyeyeh bagai meme provokasi
Bertingkah aneh wartakan kemunafikan, goalkan perseteruan
Ah, rasanya…
Tingkah laku ku tak selaris jualan online
Larut dalam lobi promosi whatsapp
Tapi Jumat ini…
Ku sadari bahwa kita hanyalah seorang asing
Yang getol bicara kepedulian dalam ruang kosong tanpa kebersamaan
Kemana harus ku narasikan langkah kaki ini
Jika batu karang lebih tajam dari pulpen
Keringlah lara tintaku, melepuhlah semangat ku
Semoga kelak kita tidak binasa dalam kepura-puraan cinta persaudaraan sejati
Mungkinkah?